Trend

Memahami Suku Baduy, dari Asal-Usulnya hingga Warisan Tradisional

lifestyle.fin.co.id - 27/02/2024, 02:35 WIB

Memahami Suku Baduy, dari Asal-Usulnya hingga Warisan Tradisional

!-- [if gte mso 9]> Normal 0 false false false EN-ID KO X-NONE !-- [if gte mso 10]>

FIN.CO.ID - Suku Baduy hidup sederhana dan mempertahankan tradisi nenek moyang. Termasuk pakaian serba hitam, larangan menggunakan sepatu, dan kehidupan agraris yang berkelanjutan.

Mereka membatasi interaksi dengan dunia luar untuk menjaga keaslian budaya mereka.  Menurut laman resmi Kemendikbud, legenda suku Baduy Dalam berasal dari Batara Cikal, salah satu dari tujuh dewa yang turun ke bumi, dengan peran mempertahankan keseimbangan.

Analoginya mirip dengan cerita Nabi Adam dalam keyakinan agama. Suku Baduy meyakini bahwa mereka adalah keturunan Nabi Adam. Namun, para ahli sejarah merujuk pada temuan prasasti, catatan pelaut dari Portugis dan Tiongkok, serta cerita rakyat tentang Tatar Sunda.

Menurut penelitian ahli sejarah, masyarakat Baduy (Kanekes) memiliki hubungan dengan Kerajaan Pajajaran sekitar abad ke-16, sebelum berdirinya Kesultanan Banten.

Pangeran Pucuk memerintahkan pasukan prajurit untuk menjaga Gunung Kendeng-Sungai Ciujung. Namun, pandangan lain oleh Van Tricht pada tahun 1982 menolak pandangan sebelumnya.

Menurutnya, masyarakat Baduy telah lama ada di sana dan sangat mempertahankan budaya nenek moyang mereka. Ini sejalan dengan pandangan Danasasmita dan Djatisunda (1986) yang menyebutkan adanya seorang raja di sekitar Baduy bernama Rakeyan Darmasiska, yang memerintahkan mereka untuk merawat Kabuyutan dan menjadikannya kawasan suci.

BACA JUGA:

Ciri-ciri Suku Baduy

Ciri khas Suku Baduy tercermin dalam gaya hidup dan warisan budaya yang masih dijaga hingga kini. Salah satu contohnya adalah rumah adat mereka, Sulah Nyanda, yang terbuat dari kayu, bambu, dan atap ijuk atau rumbia.

Mereka terbagi menjadi Suku Baduy Luar dan Suku Baduy Dalam. Suku Baduy Dalam tetap mempertahankan adat istiadat lama, menolak teknologi modern, dan memakai pakaian putih sebagai simbol kesucian.

Sementara Suku Baduy Luar menerima teknologi dan gaya hidup modern, sering mengenakan pakaian hitam dan ikat kepala biru. Mata pencaharian utama mereka adalah sebagai petani dan peternak.

Perempuan Baduy terampil dalam menenun kain untuk pakaian dan aksesoris, serta membuat tas dari kulit pohon terep. Pemimpin Suku Baduy disebut Pu'un, asistennya disebut Jaro, dan pemimpin adat disebut Kejeroan.

Mereka memeluk kepercayaan Sunda Wiwitan dan menyembah di pamunjungan atau kabuyutan, tempat punden berundak yang biasanya berada di bukit.

Tradisi Suku Baduy

Mega Oktaviana
Penulis