Trend . 13/05/2025, 10:28 WIB
Penulis : Makruf | Editor : Makruf
fin.co.id - Ingin anak tumbuh optimal dan bebas dari risiko gangguan pertumbuhan? Cara mencegah stunting harus dilakukan sejak dini, bahkan dimulai sebelum bayi lahir.
Stunting bukan hanya soal tubuh pendek, tapi kondisi kronis akibat kekurangan gizi yang dapat menghambat perkembangan otak, kekebalan tubuh, hingga potensi ekonomi anak di masa depan.
Menurut WHO dan Kementerian Kesehatan RI, stunting masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Namun, kabar baiknya, kondisi ini bisa dicegah dengan langkah-langkah yang tepat pada masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Berikut adalah 7 cara efektif untuk mencegah stunting pada anak:
Langkah pertama pencegahan dimulai dari masa kehamilan. Ibu hamil wajib mengonsumsi makanan bergizi seimbang yang kaya akan protein, zat besi, kalsium, asam folat, dan vitamin. Kekurangan nutrisi pada fase ini bisa berdampak langsung pada tumbuh kembang janin.
Antenatal care sangat penting untuk memantau kesehatan ibu dan janin. Pemeriksaan ini juga membantu mendeteksi dini risiko kehamilan yang bisa berkontribusi terhadap stunting, seperti anemia atau berat janin rendah.
ASI eksklusif adalah makanan terbaik untuk bayi selama enam bulan pertama. ASI mengandung semua zat gizi dan antibodi penting yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh sehat serta terhindar dari infeksi.
Setelah 6 bulan, bayi memerlukan makanan pendamping ASI (MPASI) yang bervariasi dan bergizi tinggi. Protein hewani seperti telur, ikan, daging, serta buah dan sayur harus menjadi bagian utama menu harian anak.
Imunisasi mencegah berbagai penyakit infeksi yang bisa menghambat penyerapan gizi. Selain itu, pemberian suplemen seperti vitamin A, zat besi, dan tablet tambah darah bagi ibu hamil juga penting untuk mencegah kekurangan mikronutrien.
Lingkungan yang kotor meningkatkan risiko diare dan infeksi cacing, yang menjadi faktor tidak langsung penyebab stunting. Pastikan anak tumbuh di rumah dengan akses air bersih dan sanitasi yang baik.
Rutin memeriksa berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala anak di posyandu atau puskesmas membantu mendeteksi gejala awal stunting. Semakin cepat diketahui, semakin besar peluang untuk dicegah atau ditangani.
Mencegah stunting bukan tugas satu orang, tapi tanggung jawab bersama antara orang tua, tenaga kesehatan dan lingkungan sekitar.
Dengan memulai sejak kehamilan dan fokus pada 1.000 HPK, kita bisa memastikan pertumbuhan fisik anak tidak terhambat, serta membekali mereka dengan masa depan yang sehat dan produktif.
PT.Portal Indonesia Media