fin.co.id - Gaya hidup modern yang serba cepat dan dinamis mendorong masyarakat untuk mencari solusi yang praktis, termasuk dalam hal makanan. Camilan pun kian menjadi pilihan yang tepat untuk menemani aktivitas sehari-hari.
Maka itu, tidak heran jika aktivitas ngemil tetap menjadi bagian tak terpisahkan yang terus meningkat di masyarakat global, termasuk di Indonesia. Menyadari hal tersebut, Mondelez Indonesia kembali memperkuat komitmennya dalam memahami kebiasaan ngemil masyarakat dengan menghadirkan survei tahunan “State of Snacking 2024”, sekaligus mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam ngemil agar mendapatkan manfaat positif camilan bagi tubuh dan pikiran, melalui kampanye NgemilBijak.
Head of Corporate & Government Affairs Mondelez Indonesia, Marfusita Hamburgiwati menjelaskan, Survei State of Snacking bertujuan untuk mempelajari kebiasaan konsumen dan menemukan berbagai pemahaman baru tentang peran camilan bagi masyarakat baik fungsional maupun emosional, pada konsumen di Indonesia dan 12 negara lainnya.
“Survei The State of Snacking ini menyoroti betapa pentingnya camilan bagi masyarakat dan sekaligus menunjukkan keseriusan perusahaan dalam memahami apa yang diinginkan konsumen global, termasuk di Indonesia,” kata Fusi dalam keterangannya, Kamis, 15 Mei 205.
Meningkatnya kebiasaan ngemil di tengah masyarakat tentunya harus diimbangi dengan edukasi yang tepat dalam mengatur pola konsumsi camilan.
“Kesadaran tersebut, mendorong kami untuk kembali mengajak masyarakat lebih bijak dalam ngemil agar tetap bisa mendapatkan manfaat positif camilan bagi tubuh maupun pikiran, melalui kampanye NgemilBijak yang telah kami gaungkan sejak 2020,” tambah Fusi.
Fusi mengatakan, Mondelez International juga mendorong kebiasaan masyarakat untuk lebih bijak dalam ngemil dengan menambahkan panduan serta inspirasi mindfully snacking. Dia berharap, semoga konsumen dapat memahami peran dan kebiasaan baru camilan dengan lebih baik.
Baca Juga
“Kami juga berharap dengan perubahan gaya hidup dan pola konsumsi camilan yang meningkat, konsumen bisa mengimbanginya dengan menerapkan NgemilBijak agar dapat meraih manfaat baik camilan bagi tubuh dan pikiran,” kata Fusi.
Psikolog & Co-founder Rumah Psikologi TigaGenerasi, Saskhya Aulia Prima menuturkan, peran dan makna camilan dari sisi kebutuhan emosional. Dia mengatakan, aktivitas ngemil bisa memberikan jeda di tengah aktivitas sehari-hari.
"Sembari menikmati camilan kita bisa menjadikannya sebagai momen relaksasi dan bersantai sejenak. Lebih lanjut, aktivitas ngemil yang dilakukan dengan bijak dan penuh kesadaran juga bisa menjadi bentuk penghargaan bagi diri sendiri,” kata Sashkya.
Dia mengingatkan, kampanye NgemilBijak ini menjadi pengingat bagi kita agar bisa memahami bahwa ngemil memiliki sisi positif jika dilakukan dengan bijak.
“Sejalan dengan pendekatan psikologi positif, kampanye NgemilBijak akan mengajak kita menikmati camilan dengan sadar dan seimbang, tanpa rasa bersalah tapi tetap penuh kendali,” kata Sashkya.
Ahli Gizi & Founder Komunitas Gizi Nusantara, Esti Nurwanti menuturkan, aktivitas ngemil yang dilakukan dengan bijak juga memberikan pengalaman dan dampak yang positif bagi tubuh. Ngemil sebenarnya, kata dia, diperlukan sebagai salah satu sumber energi tambahan di sela waktu makan utama.
"Selain itu, ngemil juga bisa membantu tubuh memenuhi kebutuhan nutrisi harian, terutama jika pilihan dan caranya tepat. Jadi, ngemil bukan sesuatu yang harus dihindari, selama dilakukan dengan cara yang tepat dan sesuai anjuran,” pungkasnya.
Temuan State of Snacking 2024 yang kini telah memasuki perjalanannya selama lebih dari setengah dekade mengungkapkan bahwa kebiasaan ngemil masyarakat Indonesia terus meningkat melebihi makanan utama, tercatat konsumsi rata-rata camilan di masyarakat mencapai 3 kali per hari, sementara makanan utama hanya 2 kali per hari. Bahkan, 73% responden juga menyatakan bahwa mereka tidak bisa hidup tanpa camilan.