fin.co.id - Cerita horor pesugihan kembali menyita perhatian publik lewat kisah misterius seorang pengusaha kain tenun bernama Pak Wirya (nama disamarkan).
Dikenal sebagai orang terkaya di kampungnya, kehidupan mewah yang ia nikmati ternyata menyimpan rahasia kelam yang tak banyak diketahui orang.
Desas-desus menyebutkan bahwa kekayaan luar biasa itu bukan datang dari kerja keras semata, melainkan hasil dari pesugihan, sebuah praktik gaib yang menuntut tumbal nyawa sebagai bayarannya.
Dan ironisnya, pada akhirnya, Pak Wirya sendiri yang menjadi korban dari perjanjian terlarang tersebut.
Awal Perjalanan: Dari Buruh Tani ke Raja Kain Tenun
Latar belakang cerita pesugihan ini bermula ketika Pak Wirya, pria kelahiran keluarga sederhana, menjalani hidup sebagai buruh tani.
Bersama istrinya, mereka hanya mampu memenuhi kebutuhan dasar. Kemiskinan yang menjerat selama bertahun-tahun membuatnya frustrasi dan ingin jalan pintas menuju kemakmuran.
Pada usia 40 tahun, Pak Wirya tiba-tiba pergi meninggalkan kampung dengan alasan merantau dan bekerja di pabrik kain milik pengusaha Tionghoa.
Baca Juga
Tak ada kabar selama tiga tahun, hingga ia kembali dalam balutan kemewahan: membawa modal usaha besar dan membuka lapak kain tenun.
Kesuksesan dan Awal Tumbal Pesugihan
Kisah horor pesugihan ini mulai menampakkan jejaknya ketika usaha Pak Wirya berkembang pesat setelah kematian tragis putra bungsunya dalam kecelakaan misterius.
Anehnya, tak terlihat kesedihan di wajahnya, yang ada justru lonjakan omzet bisnis dan pembukaan cabang toko baru.
Sejak saat itu, kejadian janggal kerap terjadi, para karyawan meninggal secara mendadak hampir setiap tahun.
Ada yang dikabarkan meninggal karena "penyakit mendadak", ada pula yang tewas secara tak wajar, seperti seorang pegawai yang ditemukan tak bernyawa akibat tertimpa gulungan kain seberat 100 kg.
Meski polisi turun tangan, semua dianggap sebagai kecelakaan kerja biasa. Namun bagi warga sekitar, cerita pesugihan Pak Wirya semakin nyata.
Ritual Tahunan dan Kematian Misterius
Di puncak kejayaannya, Pak Wirya diketahui rutin melakukan ritual pesugihan ke tempat-tempat angker. Tak ada yang tahu pasti lokasi tersebut, namun setiap kali ia kembali dari perjalanan itu, tokonya makin ramai pembeli, dan hartanya makin bertambah.
Namun takdir berkata lain. Suatu malam, kabar mengejutkan datang, Pak Wirya meninggal secara tiba-tiba di tempat ritual karena sesak napas.