Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh: Arab, Latin dan Artinya
Doa Buka Puasa-SUMBER : FIN/FREEPIK-
FIN.CO.ID - Apa itu puasa Ayyamul Bidh? Sebelum melaksanakan, Islam mengajarkan manusia untuk berdoa terlebih dulu. Baik sebelum memulai dan saat berbuka.
Nah, bagaimana cara membaca doa untuk membuka puasa Ayyamul Bidh ini? Berikut penjelasannya secara lebih rinci!
Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh
Berdasarkan informasi dari laman NU Online, doa buka puasa Ayyamul Bidh pada dasarnya mirip dengan doa buka puasa yang umumnya dibacakan. Terdapat beberapa versi doa yang dapat dibaca saat berbuka puasa, di antaranya:
1. Riwayat sahabat Mu'adz bin Zuhrah
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْت
"Ya Allah, hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka."
2. Riwayat Sahabat Abdullah bin 'Umar
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ
"Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala tetap, insyaallah."
3. Kitab Fathul Mu'in
وَيُسَنُّ أَنْ يَقُوْلَ عَقِبَ الْفِطْرِ: اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ وَيَزِيْدُ - مَنْ أَفْطَرَ بِالْمَاءِ -: ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى.
"Disunnahkan membaca doa setelah selesai berbuka 'Ya Allah hanya untuk-Mu kami berpuasa dan atas rezeki yang Engkau berikan kami berbuka', dan bagi orang yang berbuka dengan air ditambahkan doa: 'Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah serta pahala tetap, insyaallah'."
4. Sulaiman Bujairimi dalam Hasyiyah Iqna
اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَبِكَ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ. ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شاءَ اللهُ. يا وَاسِعَ الفَضْلِ اِغْفِرْ لِي الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْتُ، وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ
"Ya Allah, hanya untuk-Mu aku berpuasa. Dengan rezeki-Mu aku membatalkannya. Kepada-Mu aku berpasrah. Dahaga telah pergi. Urat-urat, telah basah dan Insyaallah pahala sudah tetap. Wahai Dzat Yang Luas Karunia, ampuni aku. Segala puji bagi Tuhan yang memberi petunjuk padaku, lalu aku berpuasa. Dan segala puji Tuhan yang memberiku rezeki, lalu aku membatalkannya."
Waktu Membaca Doa Buka Puasa Ayyamul Bidh
Seperti yang dikutip dari laman resmi Almanhaj, doa buka puasa ini dibaca setelah makan seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Nabi membaca doa Dzahabazh Zhoma'u setelah beliau membatalkan puasanya.
Hal ini juga sesuai dengan makna dan arti doa buka puasa itu sendiri yang menggambarkan bahwa "Telah hilang rasa haus dan urat-urat telah basah...". Sementara itu, saat hendak minum atau makan, cukup membaca basmalah saja.
BACA JUGA:
- Doa Buka Puasa 10 Rajab 1445 Hijriyah: Lengkap dengan Arab, Latin, dan Artinya
- Ini Doa Buka Puasa dari Hadis Sahih
Sunah dan Adab Ketika Berbuka Puasa
Selain mengucapkan doa, umat Islam juga disarankan untuk memperhatikan sejumlah tindakan sunnah dan etika-etika saat berbuka puasa, berikut adalah lima tindakan yang dapat dijadikan adab saat berbuka puasa:
1. Menyegerakan Berbuka Puasa
Anjuran Rasulullah SAW, yang mengingatkan umatnya untuk segera berbuka saat waktu maghrib tiba. Pesan ini juga termuat dalam hadits yang disampaikan oleh Sahl bin Sa'ad, yang menyatakan bahwa manusia senantiasa dalam kebaikan jika mereka berbuka dengan cepat.
2. Membaca Basmalah sebelum makan
Termasuk saat berbuka puasa, adalah sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Ini diilustrasikan dalam riwayat Umar bin Abi Salamah, yang menceritakan bahwa Rasulullah menganjurkan untuk membaca basmalah sebelum makan.
3. Membaca Doa Berbuka Puasa
Kelanjutan setelah berbuka. Rasulullah SAW mengajarkan doa berbuka puasa dalam sebuah hadits yang menyatakan bahwa doa orang yang berpuasa hingga berbuka tidak akan ditolak.
4. Memakan Kurma atau Meminum Air setelah berbuka
Kebiasaan Rasulullah SAW sebelum mendirikan sholat Maghrib. Dalam riwayat Anas bin Malik, disebutkan bahwa Rasulullah biasanya berbuka dengan kurma atau air, sesuai ketersediaan.
5. Mendirikan Sholat Maghrib, kemudian menyantap hidangan besar
Tata cara yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Namun, jika makanan sudah tersedia sebelum sholat, beliau menyarankan untuk menyantapnya terlebih dahulu, sesuai dengan riwayat Anas bin Malik.
Selain itu, dalam bulan Ramadan, Rasulullah SAW meningkatkan sedekahnya, seperti yang dijelaskan oleh Sayyid Sabiq dalam bukunya.
Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah adalah manusia yang paling dermawan, dan kedermawanan beliau lebih cepat dan lebih banyak daripada angin yang bertiup, terutama di bulan Ramadan ketika Jibril sering bertemu dengannya untuk membacakan Al-Qur'an.
Sumber: