FIN.CO.ID - Telur ikan buntal beracun. Kasusnya belum lama terjadi. Seorang ibu dan dua anak asal Desa Haria, Kecamatan Saparua, Kabupaten Maluku Tengah tewas usai mengonsumsi telur ikan buntal.
Pagi hari sebelum pergi ke sungai, mereka hanya mengonsumsi telur ikan dari ordo Tetraodontiformes itu yang telah digoreng sejak semalam.
Sesaat setelah mengonsumsinya, ketiganya merasakan keluhan seperti lemas dan kerongkongannya terasa sakit. Kendati telah mendapatkan pertolongan dari pihak RSUD Saparua, nyawa satu keluarga itu tidak terselamatkan.
Perlu diketahui bahwa dalam tubuh ikan buntal mengandung tetrodotoxin, sejenis racun yang paling mematikan.
BACA JUGA:
- Fakta-Fakta Racun Ikan Buntal yang Renggut 3 Nyawa di Maluku, Lebih Beracun dari Sianida!
- Ibu dan 2 Anak di Maluku Tewas Usai Makan Telur Ikan Buntal, Waspada! Racunnya Lewati Sianida
Di Indonesia, ikan ini memang jarang sekali dikonsumsi. Tapi di beberapa negara di benua Asia, salah satunya Jepang, ikan buntal kerap diolah menjadi hidangan lezat seperti sup, sushi dan sashimi.
Dilansir dari laman Center for Disease Control and Prevention, bahwa hati, gonad, usus, dan kulit dari ikan buntal mengandung tetrodotoxin dan neurotoxin.
Jika bagian ini tidak dibuang atau diolah dengan benar, orang yang mengonsumsinya bisa keracunan dan mempunyai risiko kematian sebesar 60 persen.
Makanya seorang koki harus benar-benar terlatih saat memotong ikan buntal. Sebenarnya tetrodotoxin juga ditemukan pada kodok dan ikan mola-mola
Fakta mengejutkan, proses memasak seperti menggoreng, merebus, ataupun memanggang tidak dapat menghilangkan racun tetrodotoksin yang terdapat dalam ikan buntal. Hal ini disebabkan sifat racun ini yang stabil terhadap panas.
BACA JUGA:
- Kenali Ciri-ciri Tawon Vespa Tropica, Si Tawon Rumahan yang Memiliki Racun!
- Polisi Selidiki Penyebab Satu Keluarga Keracunan di Garut setelah Makan Ceker dan Kepala Ayam
Nah, salah satu metode yang digunakan untuk mengurangi risiko racun tetrodotoksin adalah dengan membekukan ikan buntal pada suhu yang sangat rendah, paling tidak -20 derajat Celsius, selama minimal 48 jam. Langkah ini dapat membunuh bakteri dan parasit yang mungkin ada dalam ikan, serta mengurangi konsentrasi racun tetrodotoksin.
Melansir dari alodokter.com (7/3), saat seseorang mengalami keracunan ikan buntal, ada empat tahapan gejala yang dialaminya, yaitu:
1. Tahap awal, biasanya terjadi dalam waktu 30 menit sampai 2 jam setelah mengonsumsi ikan buntal. Gejalanya meliputi terjadi kebas pada bibir dan lidah, mati rasa di sekitar mulut, serta terasa gatal dan terbakar di area wajah dan leher.
2. Tahap neurologis, terjadi dalam waktu 20 menit hingga 24 jam setelah mengonsumsi ikan buntal. Gejalanya meliputi mulut kering, gangguan bicara dan penglihatan, mual, muntah, kram perut, pusing, kehilangan koordinasi motorik, serta sakit kepala.