Imam Besar Istiqlal: Puasa Punya Makna Spiritual untuk Jaga Panca Indra

Imam Besar Istiqlal: Puasa Punya Makna Spiritual untuk Jaga Panca Indra

Imam Besar Masjid Istiqlal KH Nasaruddin Umar- Instagram @nasaruddin_umar- Instagram @nasaruddin_umar

FIN.CO.ID - Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengatakan, puasa memiliki makna spiritual untuk menahan diri dari berbagai hawa nafsu. Tidak terkecuali menjaga panca indera agar tidak melakukan hal-hal yang tercela dan mengandung dosa.

"Pengendalian diri yang utama adalah mempuasakan mulut," ujar Nasaruddin dalam keterangannya di Jakarta, Minggu 17 Maret 2024.

BACA JUGA:

Nasaruddin menjelaskan, Ramadan adalah bulan penuh berkah dan ampunan bagi umat Islam di seluruh dunia. Oleh karena itu, kata dia, momentum Ramadan ini harus dimaknai tidak hanya sekadar berpuasa untuk menahan lapar dan dahaga, tetapi juga mengendalikan diri dari hawa nafsu.

Mulut menjadi sumber pengumpul dosa paling banyak. Karena, kata dia, kerap dipakai untuk membicarakan aib saudara sendiri, menghujat, memfitnah hingga menelan makanan minuman yang haram atau syubhat berupa makanan atau minum.

"Sesungguhnya Allah itu maha suci. Bagaimana doa itu bisa terkabul jika tubuh dipenuhi dengan barang syubhat. Jangan harap memiliki anak yang soleh dan solehah jika makanan yang masuk ke badannya itu barang-barang syubhat,” tutur Nasaruddin.

Selain indra pengecap, kata dia, pengendalian diri juga harus dilakukan terhadap indra penglihatan dan mempuasakan indra pendengaran dari suara-suara atau musik yang tidak islami.

Selanjutnya menjaga indera penciuman yang berpotensi untuk memvisualisasikannya ke dalam hal-hal yang tidak baik, menjaga tangan dari kegiatan yang buruk, serta memperbaiki kualitas batin kita di hadapan Allah SWT.

Nazaruddin mengungkapkan, hal yang tidak kalah penting adalah jauhi sikap musrik. Dia berperan jangan sampai umat muslim menjadi orang yang rajin melaksanakan ibadah, namun juga menyembah selain Allah.

"Kemudian hindari riya. Niatkan dalam diri bahwa segala ibadah yang kita lakukan hanya semata untuk mendapat ridha dari Allah. Dengan demikian kita akan menjadi ahli tarekat apabila mampu mengendalikan panca indera," pungkasnya.

Selama bulan Ramadan mudah ditemui umat muslim yang rajin dan tekun dalam menjalankan ibadah serta mengendalikan hawa nafsu. Namun, rutinitas itu tidak jarang hilang ketika bulan Ramadan usai.

Menyikapi hal itu, dia mengatakan, istiqamah dalam ibadah dapat terus terjaga sepanjang kita terus berupaya untuk menjaga hubungan dengan Allah.

BACA JUGA:

"Lakukan dengan konsisten amalan-amalan yang kecil. Seperti membiasakan puasa Senin dan Kamis, melaksanakan Salat Duha dan Tahajud. Jika itu dilakukan dengan konsisten Insya Allah akan istiqomah," katanya.

Mihardi

Tentang Penulis

DAPATKAN UPDATE BERITA TEKNO LAINNYA DI

google news icon

Sumber:

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan Redaksi FIN
Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.