Kabar Gembira, Warga Aceh Punya Al-Qur'an Terjemahan Bahasa Gayo

Kabar Gembira, Warga Aceh Punya Al-Qur'an Terjemahan Bahasa Gayo

Warga Aceh Punya Al-Qur'an Terjemahan Bahasa Gayo-fin/diolah-Kemenag

FIN.CO.ID - Ini kabar gembira buat warga Aceh. Badan Penelitian, Pengembangan, Pendidikan dan Pelatihan (Balitbang Diklat) Kementerian Agama (Kemenag) merilis Al-Qur'an terjemahan bahasa Gayo. 

Peluncuran ini hasil kerja sama antara Puslitbang Lektur, Khazanah Keagamaan, dan Manajemen Organisasi (LKKMO) dengan IAIN Takengon.

Sekretaris Balitbang Diklat Arskal Salim mengapresiasi kerja keras tim penerjemah Al-Qur'an dari IAIN Takengon dan Puslitbang LKKMO. Ia menilai, proses translasi dan validasi berhasil diselesaikan tanpa kendala. 

"Proses alih bahasa penting karena bahasa tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, juga menyimpan dimensi spiritual yang dalam. Terjemahan bahasa Gayo ini tidak hanya memberikan berkah bagi masyarakat Gayo. Tetapi juga bagian kebanggaan masyarakat Aceh,” ujar Arskal Salim, Sabtu, 30 Maret 2024.

Menurutnya, bahasa mampu merefleksikan pikiran dan perasaan insan manusia. Ketika bahasa Al-Qur'an diterjemahkan ke bahasa Gayo, secara tidak langsung akan meningkatkan derajat bahasa Gayo itu sendiri.

BACA JUGA:

Penjabat Bupati Bener Meriah Haili Yoga menyebut, peluncuran Al-Qur'an Bahasa Gayo sebagai momen bersejarah. Sebab pihaknya merilis bertepatan dengan 17 Ramadan 1445 H.

Dia berharap, terjemahan Al-Qur'an bahasa daerah mendorong lebih banyak masyarakat untuk gemar membaca kitab sucinya. 

"Tidak ada alasan lagi bagi masyarakat Gayo untuk tidak menghayati dan mengamalkan Al-Qur'an di dalam kehidupan sehari-hari," urainya.

Sementara itu, Rektor IAIN Takengon Zulkarnain mengatakan, penerjemahan Al-Qur'an akan terus diperbaharui. Pihaknya akan melibatkan tokoh adat, ahli bahasa, dan pihak lainnya untuk menyempurnakan terjemahan ini, dalam edisi revisi mendatang. 

Zulkarnain berharap, peluncuran Al-Qur'an terjemahan bahasa Gayo ini menjadi tonggak penting dalam memperkaya literatur keagamaan lokal. 

Harapannya, literatur keagamaan yang kokoh memperkuat identitas dan keberagaman budaya di Indonesia, khususnya di Aceh.

BACA JUGA:

 

Rizal Husen

Tentang Penulis

DAPATKAN UPDATE BERITA TEKNO LAINNYA DI

google news icon

Sumber:

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan Redaksi FIN
Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.