Kuliner

Kisah Lisa Si Penjual Pecel Cantik di Kota Tua, Akui Betah Cari Duit di Jakarta Karena Pendapatan Lumayan

lifestyle.fin.co.id - 17/06/2024, 14:16 WIB

Lisa, penjual pecel cantik di kawasan Kota Tua Jakarta, sedang melayani pembeli. (Sabrina Hutajulu)

fin.co.id - Salah satu jajanan pinggir jalan yang jangan sampai dilewatkan untuk dicicipi saat berwisata ke Kota Tua ialah pecel.

Salah satu pedagang pecel bernama Lisa mengaku sudah jualan sejak tahun 2022.

Lisa yang merupakan perantau asal Pemalang Jawa Tengah ini mengatakan bahwasanya ia senang bisa ikut sang kakak merantau berjualan pecel di Jakarta.

"Saya baru setahun lebih di Jakarta, saya senang ya di Jakarta, betah banget," katanya saat diwawancarai fin.co.id, Senin, 17 Juni 2024.

Baca Juga

Lisa mengatakan keputusannya ikut sang kakak ke Jakarta untuk mencari uang adalah tepat. Apalagi berjualan pecel seperti sekarang, penghasilannya cukup menjanjikan.

"Kalo di Pemalang kan UMR nya kecil ya, di Jakarta ini kan kerjaan macem-macem, UMR juga besar," tambahnya.

Lisa yang berjualan di sekitaran Kota Tua mengatakan hanya datang tiap Sabtu, Minggu dan hari libur nasional.

Selain hari-hari tersebut, ia membantu sang kakak berjualan pecel di sekitaran rumahnya.

"Di sini kalo libur aja, kebetulan ini kakak yang buat semuanya, saya cuma jualin aja. Kalo hari biasa jualan di rumah," papar Lisa.

Baca Juga

Untuk satu porsi pecel, Lisa menjual mulai dari Rp10.000 hingga Rp15.000 tergantung isian pecelnya.

Diakui Lisa, untuk hari libur dagangannya selalu habis tak tersisa, hal tersebut yang membuatnya semangat cari uang di Jakarta.

"Kita buka dari jam 7 pagi sampe tutup, kalo siang memang agak sepi soalnya kan panas ya, sore menjelang malam baru rame, habis terus," tandasnya.

Pantauan fin.co.id di Kota Tua Momen libur Iduladha 1445 H cukup ramai.

Banyak warga yang datang bersama sang buah hati untuk berfoto di sekitar bangunan bersejarah.

Tak hanya warga lokal, nampak pula beberapa wisatawan asing yang antusias berkeliling Kota Tua. (Sabrina Hutajulu)

Sigit Nugroho
Penulis