Religi . 23/04/2025, 09:39 WIB
Penulis : Sigit Nugroho | Editor : Sigit Nugroho
fin.co.id - Ketika hidup terasa berat dan jalan keluar seakan buntu, umat Islam punya satu amalan yang bisa menjadi sandaran: sholat hajat. Ibadah sunnah ini tak hanya menjadi bentuk permohonan, tetapi juga sarana mendekatkan diri kepada Allah saat seseorang diliputi kegelisahan dan membutuhkan pertolongan-Nya.
Anjuran untuk menunaikan sholat hajat datang dari ulama besar Nusantara, Syekh Nawawi Banten, melalui kitabnya Nihayatuz Zain. Dalam kitab tersebut, disebutkan bahwa siapa pun yang sedang mengalami kesempitan atau memiliki kebutuhan mendesak demi kemaslahatan agama maupun dunia, hendaknya segera melaksanakan sholat. Inilah bentuk munajat seorang hamba yang menggantungkan harapan sepenuhnya kepada Sang Khalik.
Dikutip dari penjelasan Wakil Sekretaris Lembaga Bahtsul Masail PBNU, Ustadz Alhafiz Kurniawan, sholat hajat merupakan bagian dari sholat sunnah yang dikerjakan ketika seseorang tengah memiliki kebutuhan khusus. Dalam mazhab Syafi’i, ibadah ini tidak hanya bersifat spiritual, tetapi juga sangat aplikatif karena memberi ruang bagi setiap Muslim untuk berbicara langsung dengan Tuhannya, memohon jalan terbaik atas segala urusan.
Sholat hajat bisa dilakukan dua rakaat, bahkan hingga 12 rakaat sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Nawawi mengutip riwayat Wahib bin Al-Warad. Jumlah rakaat yang lebih banyak memang dianjurkan untuk menyempurnakan permohonan, meski dua rakaat pun sudah cukup sebagai bentuk doa yang khusyuk.
Menariknya, dua rakaat sholat hajat ini tidak harus dilakukan secara eksklusif. Dalam kondisi tertentu, niat sholat sunnah lain seperti tahiyyatul masjid pun bisa mencukupi, asal disertai niat untuk memohon kepada Allah. Namun tentu saja, mengerjakannya secara khusus akan lebih utama.
Setelah menunaikan sholat dua rakaat, seseorang dianjurkan membaca Surat Al-Fatihah, disusul Ayat Kursi, lalu Surat Al-Ikhlas. Setelah salam, bacaan shalawat menjadi pembuka untuk melanjutkan doa-doa berikut ini:
Doa ini penuh dengan pujian kepada Allah yang Maha Mulia, disampaikan dengan penuh ketundukan dan harapan. Dalam bagian ini, seorang hamba mengakui kebesaran Allah dan memohon pertolongan dengan menyebut nama-nama agung-Nya.
Sebuah doa pendek, namun penuh makna, yang memuja Allah sebagai Zat Yang Maha Pemurah dan Maha Tinggi.
Doa ini memuat permohonan ampun, keselamatan, serta permintaan agar setiap kebutuhan dikabulkan jika selaras dengan keridhaan Allah. Inilah puncak dari sholat hajat—meminta kepada Allah dengan penuh keikhlasan dan keyakinan.
Setelah itu, barulah seseorang dianjurkan memanjatkan doa sesuai hajat pribadinya, apakah berkaitan dengan pekerjaan, jodoh, kesehatan, atau urusan lainnya. Inilah bentuk komunikasi paling intim antara manusia dengan Tuhannya, yang tidak memerlukan perantara atau formalitas, hanya keikhlasan dan keyakinan.
Sholat hajat bukan sekadar ibadah tambahan. Ia adalah pelipur lara saat dunia tak lagi ramah, sekaligus jembatan spiritual untuk menyampaikan hajat yang tak mampu diungkapkan dengan kata. Di tengah padatnya kehidupan modern, meluangkan waktu sejenak untuk sholat hajat bisa menjadi oase yang menenangkan.
Jadi, ketika rasa sesak mulai memenuhi dada dan tak tahu harus ke mana, jangan lupa: pintu langit selalu terbuka. Terkadang, yang kita butuhkan hanyalah sujud dan doa dari hati yang benar-benar berharap. (*)
PT.Portal Indonesia Media