Kuliner . 15/05/2025, 14:30 WIB
Penulis : Tuahta Aldo | Editor : Tuahta Aldo
fin.co.id - Ditengah gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) besar besaran, ada seseorang yang tetap bertahan mencari rejeki dari para pegawai kantoran.
Citi Purnama (29), seorang pedagang kopi keliling hingga kini masih terus bertahan berjualan di dekat area perkantoran Jakarta Utara, yang sering digunakan pekerja untuk beristirahat.
"Awalnya sempat kerja di Taiwan, akhirnya memutuskan balik ke Jakarta lagi. Mikirnya mau nyari kerja ternyata susah sekarang, akhirnya memutuskan untuk jualan kopi kaya gini," ungkap Citi Purnama kepada fin.co.id, Kamis 15 Mei 2025.
Menurutnya, pendapatan berjualan kopi keliling saat ini tidak menentu, terlebih dengan banyaknya gelombang PHK dan cuaca yang juga sering tidak menentu.
"Kalo pendapatan sekarang naik turun, gak menentu. faktor cuaca juga menentukan pendapatan, sekarang cuaca juga lagi kaya begini," jelasnya.
Meski begitu, banyak para pedagang kopi di sekitar tempatnya berdagang, mulai mengeluh karena terkena imbas banyaknya PHK di perkantoran.
"Naik turun sih gak nentu, setiap hari beda beda. Tapi kalo menurut pedagang lain, karena sekarang banyak kena PHK, orang mau jajan juga jadi mikir," kata Citi Purnama kepada fin.co.id.
Ditengah gempuran gelombang PHK, hadir juga kopi coffe shop keliling dengan harga Rp 8 ribu, yang menjadi pesaing utama pedagang kopi keliling di perkantoran.
Namun Citi Purnama tetap optimis serta tidak memusingkan adanya coffe shop keliling, karena memiliki konsumen yang berbeda dari dagangan miliknya.
"Sebenarnya engga ngaruh sih adanya coffe shop keliling itu, sampai sekarang masih ada yang beli di tempat saya dan lumayan rame," ucapnya.
"Soalnya kalo saya perhatikan, tukang kopi kaya gitu pembelinya beda. Biasanya itu orang yang hanya lewat aja beli, kalo kaya dagangan saya ini kan biasanya orang nongkrong, orang santai sambil istirahat," terangnya.
Akan tetapi, Citi Purnama mengaku tetap khawatir dengan adanya gelombang PHK besar besaran, karena dapat mempengaruhi daya beli dagangan miliknya.
"Khawatir sih semakin banyaknya PHK, karena orang kena PHK jadi males jajan. Mereka gaada penghasilan tetap, otomatis bisa ngaruh ke dagangan saya dan akhirnya bisa saya yang gaada penghasilan," tuturnya.
Dirinya berharap lingkungan pekerjaan semakin membaik dalam waktu dekat, agar perputaran beli di masyarakat dapat terus berjalan dengan normal.
PT.Portal Indonesia Media