Kesehatan . 12/03/2024, 09:10 WIB
Penulis : Eko Nugros | Editor : Afdal Namakule
Bulu hidung sangat berguna untuk mencegah asma karena fungsinya menghalangi debu dan alergen.
Namun ketika mencabutnya terlalu banyak justru akan membawa banyak partikel melewati hidung dan masuk ke paru-paru sehingga meningkatkan risiko terkena asma.
Hal ini didukung dengan penelitian pada 2011 yang melihat hubungan antara kepadatan bulu hidung dan perkembangan asma pada orang dengan alergi musiman.
Dari 233 peserta yang dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan jumlah rambut, peneliti menemukan peserta dengan bulu hidung paling sedikit memiliki risiko lebih tinggi terkena asma.
5. Sinusitis
Mencabut bulu hidung juga dapat menyebabkan sinusitis, dikutip dari Mirror. Kondisi ini memiliki gejala seperti sakit kepala, nyeri wajah, hidung meler, dan hidung tersumbat.
6. Infeksi serius
Dilansir dari Times of India, wajah manusia memiliki area segitiga bahaya atau the danger triangle of the face yang meliputi hidung ke sudut mulut.
Di area ini terdapat saraf dan pembuluh darah yang terhubung langsung ke otak. Apabila terjadi infeksi maka bakteri atau virus akan dapat menyebar dengan cepat hingga ke pusat sistem saraf bahkan berisiko mengalami kelumpuhan.
Nah, mencabut bulu hidung sama berbahayanya dan berisiko memindahkan infeksi dari pembuluh darah ke otak. Meskipun infeksi ini jarang terjadi, tetapi seseorang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah akan lebih rentan terhadapnya.
7. Merusak kulit bagian dalam hidung
Mencabut bulu hidung tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan kerusakan pada kulit bagian dalam hidung dan meninggalkan patogen. Hal inilah yang menyebabkan infeksi pada hidung.
Sebenarnya boleh saja bulu hidung dirapikan apabila sudah mulai panjang. Tetapi, sebaiknya dilakukan dengan cara yang benar dan aman.
Berikut tipnya:
1.Gunting khusus
PT.Portal Indonesia Media