Trend . 02/04/2024, 02:36 WIB
Penulis : Giska Cyrilla | Editor : Rizal Husen
FIN.CO.ID - Gaslighting adalah bentuk manipulasi psikologis yang dapat memiliki dampak yang serius pada kesejahteraan mental seseorang.
Istilah ini berasal dari film tahun 1944 berjudul "Gaslight", di mana karakter utama menggunakan taktik manipulatif untuk membuat pasangannya meragukan kewarasan dan persepsi dirinya sendiri.
Gaslighting sering kali terjadi dalam hubungan interpersonal, baik itu dalam hubungan romantis, persahabatan, keluarga, atau lingkungan kerja.
Namun, gaslighting juga dapat terjadi dalam skala yang lebih luas, seperti dalam politik atau media massa.
BACA JUGA:
Taktik gaslighting dapat berupa berbagai hal, termasuk:
1. Membantah dan Menyangkal Realitas
Pelaku gaslighting akan secara terus-menerus membantah atau menyangkal realitas, pengalaman, atau perasaan korban. Mereka mungkin mengatakan bahwa apa yang korban alami tidak nyata atau tidak penting, membuat korban merasa dirinya salah atau gila.
2. Mengubah Fakta
Pelaku gaslighting seringkali memutar fakta atau mengubah cerita untuk memperkuat narasi mereka sendiri dan melemahkan keyakinan korban. Mereka mungkin mengklaim bahwa korban tidak ingat dengan benar atau salah memahami situasi.
3. Memanipulasi dan Mengendalikan
Pelaku gaslighting sering menggunakan manipulasi emosional atau kekuasaan untuk mengendalikan korban. Mereka mungkin mengancam, menghukum, atau memberikan imbalan kepada korban sebagai bentuk pengendalian dan penegakan kekuasaan.
4. Mengisolasi Korban
Pelaku gaslighting dapat berusaha untuk mengisolasi korban dari dukungan sosial dan sumber informasi lainnya, sehingga membuat korban lebih rentan terhadap manipulasi dan kontrol.
Gaslighting dapat memiliki dampak yang merusak pada kesehatan mental korban, termasuk kehilangan rasa percaya diri, depresi, kecemasan, dan trauma psikologis.
PT.Portal Indonesia Media