Otomotif . 11/05/2025, 09:39 WIB
Penulis : Sigit Nugroho | Editor : Sigit Nugroho
fin.co.id - BYD Seagull jadi bahan perbincangan hangat di kalangan pencinta otomotif sejak kemunculannya di pasar global. Dengan banderol yang diperkirakan tembus di kisaran Rp100 jutaan bila dirakit lokal di Indonesia, mobil listrik mungil ini langsung dibandingkan dengan pemain lama seperti Wuling Air EV. Tapi, kalau dilihat dari sisi biaya kepemilikan selama lima tahun, siapa yang lebih hemat?
Yuk, kita bedah lebih dalam simulasi total biaya yang perlu kamu keluarkan kalau memilih satu di antara dua mobil listrik kompak ini.
Byd Seagull (Istimewa)
Jika BYD Seagull benar-benar dirilis di Indonesia dengan skema CKD dan mendapat insentif kendaraan listrik, harganya diprediksi berada di angka sekitar Rp160 juta. Bandingkan dengan Wuling Air EV Standard Range yang saat ini dijual resmi dengan harga Rp243 juta. Dari sini saja, selisih harga awalnya sudah hampir Rp80 jutaan.
Selisih ini cukup signifikan bagi banyak orang yang ingin punya mobil listrik sebagai kendaraan harian, apalagi jika dipakai untuk jarak dekat di dalam kota.
Wuling Air EV (dok. Wuling)
Karena keduanya sama-sama mobil listrik, konsumsi energinya tak jauh beda. Dengan asumsi pemakaian harian 40 km dan tarif listrik rumah tangga sekitar Rp1.444 per kWh, biaya pengisian daya untuk keduanya mencapai sekitar Rp2 jutaan per tahun, atau sekitar Rp10,5 juta untuk lima tahun.
Namun dari sisi perawatan, BYD Seagull punya potensi lebih hemat. Estimasinya, pemilik Seagull mungkin hanya menghabiskan sekitar Rp1 juta per tahun untuk servis ringan dan komponen fast-moving, sementara Wuling Air EV dengan jaringan servis resminya biasanya mengenakan biaya sekitar Rp1,5 juta per tahun. Selisih ini terlihat kecil, tapi tetap berpengaruh dalam jangka panjang.
PT.Portal Indonesia Media