FIN.CO.ID - Bus priwisata Trans Putera Fajar mengalami kecelakaan di tanjakan kawasan Ciater, Subang, Jawa Barat, telah dirubah bodi dari Discovery menjadi JetBus 3 SHD.
Bus pariwisata bermesin Hino AK tahun 2006 itu, telah mengalami perombakan model di bengkel karoseri untuk mengikuti tren bus kekinian.
Perbedaan Tipe HD, HDD dan SHD
Di dunia transportasi bus, terdapat beberapa model diantaranya High Deck (HD), High Deck Double Glass (HDD), dan Super High Deck (SHD).
Untuk bus dengan tipe HD umumnya tinggi lantai bus sekitar 3,4 meter hingga 3,5 meter, sedangkan model kaca di bagian depan masih Single Glass atau satu kaca tunggal.
Bus tipe HDD memiliki lantai yang lebih tinggi dari sebelumnya yakni 3,7 meter, model ini umumnya sudah bisa dipasang kaca ganda namun dengan ukuran pendek di bagian atas.
Sedangkan untuk bus tipe SHD, tinggi lantai sekitar 3,8 meter hingga 3,9 meter, dengan bagian kaca depan sudah ganda namun lebih tinggi dari tipe yang sebelumnya.
BACA JUGA :
- Berpindah Kepemilikan Berkali Kali, Ini Rekam Jejak Bus Trans Putera Fajar yang Kecelakaan di Ciater
- Bus Trans Putera Fajar yang Kecelakaan di Ciater Merubah Bodi dari Discovery jadi JetBus 3 SHD
Bus Diubah Menjadi Model SHD
Informasi yang fin.co.id himpun dari beberapa sumber, bus Trans Putera Fajar sebelumnya menggunakan bodi Discovery asli buatan karoseri Laksana.
Model Discovery ini umumnya memiliki tinggi seperti model tipe HD dan HDD, serta banyak digunakan perusahaan bus yang operasionalnya menggunakan mesin depan.
Bus tersebut awalnya dimiliki oleh salah satu Perusahaan Otobus (PO) di pulau sumatera, sebelum akhirnya di jual untuk dilakukan peremajaan.
Dihimpun dari berbagai sumber, bus itu sempat dioperasikan oleh PT Jaya Guna Hage di Wonogiri dan beberapa kali berpindah kepemilikan usai di jual.
Guna memenuhi tuntutan dan selera pasar, bus bermesin Hino AK tahun 2006 itu dirombak pemilik barunya dari Discovery menjadi mirip Jetbus 3 SHD.
Berdasarkan temuan usai kecelakaan, tinggi bus diubah dari tinggi standar menjadi model SHD yang tidak sesuai dengan tinggi pertama kali keluar karoseri.