Wisata

Astindo Pastikan Will In Tour yang Digunakan SMK Lingga Kencana Bukan Anggota DPD Jawa Barat

lifestyle.fin.co.id - 16/05/2024, 19:24 WIB

Ketua DPD Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Jawa Barat, Joseph Sugeng Irianto (Tengah)

FIN.CO.ID - Terungkap travel yang membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Kota Depok hingga kecelakaan di Subang, yakni Will In Tour Travel.

Diketahui kantor travel tersebut berlokasi di sebuah kontrakan, yang berlokasi di wilayah Desa Ciherang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Rumah kontrakan yang diduga digunakan sebagai kantor memiliki warna biru cerah, serta terpasang spanduk besar di bagian depan bertuliskan Will In Tour Travel.

Merespon hal itu Ketua DPD Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Jawa Barat, Joseph Sugeng Irianto memastikan, bahwa itu bukanlah anggota resmi Astindo.

"Menurut catatan kami, itu tidak terdaftar (anggota Astindo), tidak pernah menghubungi dan tidak pernah meminta menjadi anggota," ungkap Joseph kepada fin.co.id, Kamis 16 Mei 2024.

Menurutnya, fenomena banya travel baru yang bermunculan hingga buka di kontrakan mengindikasikan perekonomian pariwisata telah kembali bangkit.

BACA JUGA : 

"Jadi setelah era pandemi covid ya, banyak sekali travel agent yang berguguran. Nah setelah pandemi berakhir, mulai bermunculan lagi, ini mengindikasikan bahwa ekonomi sudah baik dan meningkat," jelasnya.

Maka Joseph Sugeng Irianto menyampaikan kepada masyarakat atau sekolah yang akan melaksanakan study tour, jangan cepat tergiur dengan harga murah.

"Kita juga mengedukasi masyarakat, supaya jangan terlalu mudah tergiur harga murah. Kami dari Astindo juga mengedukasi masyarakat, apabila akan memakai jasa travel agent harus menanyakan legalitas," kata Joseph.

Pihaknya juga mengajak seluruh sektor untuk jelih dalam memilih travel, guna menjaga keamanan dan keselamatan saat sedang perjalanan wisata.

"Minta penawaran, brosur itu biasanya ada logo asosiasi resmi baik ASTINDO atau ASITA yang memang sudah benar benar diakui pemerintah. Kemudian selalu tanya legalitasnya, karena bisa saja namanya brosur bisa saja di cap atau tempel walau mereka bukan anggota, masyarakat berhak menanyakan legalitas," ucapnya.

Kini banyak konsumen mengharapkan harga paket wisata murah, sehingga marak travel ilegal. namun, kemunculannya justru kerap menimbulkan masalah.

Tuahta Aldo
Penulis