Trend . 21/05/2025, 16:27 WIB

Dampak Kekerasan Verbal pada Anak: Luka yang Tak Terlihat tapi Membekas Hingga Dewasa

Penulis : Aries Setianto  |  Editor : Aries Setianto

fin.co.id - Setiap kata kasar, bentakan, atau ejekan yang diucapkan orang tua bahkan jika dianggap sekadar "candaan",  bisa meninggalkan bekas mendalam pada jiwa anak. Kekerasan verbal mungkin tidak meninggalkan memar di kulit, tetapi lukanya meresap ke dalam hati, seringkali terbawa hingga mereka dewasa.

Banyak orang tua tidak menyadari bahwa ucapan mereka bisa menjadi pisau yang mengikis kepercayaan diri anak perlahan-lahan. Seperti diungkapkan oleh Dr. Deborah Vinall, psikolog klinis dari California, pelecehan verbal bahkan bisa lebih traumatis daripada kekerasan fisik karena langsung menyerang harga diri anak.

Dampak Jangka Pendek: Ketika Kata-Kata Mulai Menghancurkan

Ini Jerat Pasal Kekerasan Terhadap Anak, Bisa Penjara 5 Tahun!

  1. Depresi dan Rasa Tidak Berharga

    Anak yang sering mendengar kata-kata seperti "Kamu tidak berguna" atau "Bodoh banget sih!" seiring waktu akan percaya bahwa itu adalah kebenaran. Mereka bisa menarik diri dari pergaulan, merasa tidak layak dicintai, bahkan menunjukkan gejala depresi dini.

  2. Kinerja Menurun drastis

    Diomelin terus-menerus, seperti "Kamu tidak pernah pintar, seoerti dia!" membuat anak kehilangan motivasi. Mereka jadi takut mencoba hal baru karena yakin akan gagal. Akibatnya, prestasi akademik dan keterampilan sosial pun ikut merosot.

  3. Perilaku Agresif sebagai Bentuk Pertahanan Diri

    Anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh bentakan cenderung meniru cara komunikasi tersebut. Mereka bisa menjadi pemarah, suka memukul, atau melontarkan kata-kata kasar kepada teman karena itulah satu-satunya cara yang mereka tahu untuk menyelesaikan masalah.

Dampak Jangka Panjang: Trauma yang Terbawa Hingga Dewasa

Biadab! Tak Pantas Disebut Ayah, Seorang Bocah 7 Tahun Alami Tindak  Kekerasan hingga Bernasib Tragis - Jawa Pos - Halaman 2

  1. Gangguan Kesehatan Mental dan Fisik

    Trauma verbal bisa memicu gangguan makan, kecemasan berlebihan, bahkan penyakit kronis akibat stres yang menumpuk. Anak yang sering dihina juga berisiko tinggi mengalami gangguan kepercayaan diri dan kesulitan membangun hubungan sehat di masa depan.

  2. Pandangan Negatif terhadap Masa Depan

    Ketika seorang anak setiap hari dicap "tidak bisa sukses", ia akan kesulitan menjalakan hidup dengan optimis. Mereka mungkin tumbuh dengan keyakinan bahwa tidak ada gunanya berusaha, karena toh "hasilnya akan buruk juga".

  3. Sulit Membangun Hubungan yang Sehat

    Anak korban kekerasan verbal seringkali kesulitan mempercayai orang lain, termasuk pasangan atau rekan kerja saat dewasa. Mereka mungkin menganggap kritik sebagai serangan pribadi atau selalu merasa tidak cukup baik di mata orang lain.

           
© 2024 Copyrights by FIN.CO.ID. All Rights Reserved.

PT.Portal Indonesia Media

Alamat: Graha L9 Lantai 3, Jalan Kebayoran Lama Pal 7 No. 17, Grogol Utara, Kebayoran Lama, RT.7/RW.3 Kota Jakarta Selatan 12210

Telephone: 021-2212-6982

Email:fajarindonesianetwork@gmail.com