Trend . 23/05/2025, 16:30 WIB
Penulis : Sahroni | Editor : Sahroni
fin.co.id - Cerita horor pendaki gunung tak pernah kehilangan pesonanya, terutama ketika menyangkut gunung-gunung yang terkenal dengan aura mistisnya.
Salah satunya adalah Gunung Sibayak di Sumatera Utara, sebuah destinasi populer di kalangan pendaki yang menyimpan lebih dari sekadar pemandangan indah.
Gunung yang terletak di Kabupaten Karo ini memiliki ketinggian 2.181 mdpl dan dikenal sebagai tempat favorit bagi pendaki lokal maupun mancanegara.
Namun di balik panorama menawan dan udara sejuknya, tersimpan berbagai kisah horor pendakian gunung yang tak terjelaskan oleh logika.
Salah satu cerita horor pendaki gunung Sibayak yang paling dikenal datang dari seorang turis asal Jepang bernama Yamada Kosei.
Pada tahun 2013, Yamada memutuskan untuk mendaki Gunung Sibayak seorang diri. Namun alih-alih mengikuti jalur resmi yang biasa dilalui, ia memilih rute alternatif yang jarang disentuh oleh para pendaki.
Pilihan tersebut menjadi awal dari pengalaman mistisnya. Di tengah pendakian, ia kehilangan arah dan tersesat di hutan lebat.
Namun bukannya kembali turun, Yamada justru terus berjalan hingga tanpa sadar memasuki wilayah yang tak biasa.
Dalam kondisi bingung dan kelelahan, Yamada mengaku menemukan sebuah perkampungan kecil. Anehnya, penduduk kampung tersebut tak ada yang memperhatikannya.
Mereka tampak sibuk dengan aktivitas masing-masing, seolah-olah Yamada tak terlihat.
Yang lebih mengejutkan, penduduk kampung itu memiliki tubuh pendek serta kaki yang terbalik, ciri khas yang dalam cerita horor pendaki gunung kerap dikaitkan dengan makhluk gaib bernama orang bunian.
Makhluk ini menurut kepercayaan lokal adalah entitas tak kasat mata yang hidup berdampingan dengan manusia, namun berada di dimensi yang berbeda.
Masih di dalam kampung gaib tersebut, Yamada melihat sebuah pasar yang menjual berbagai makanan lezat dan minuman segar.
Perutnya yang keroncongan membuatnya tergoda untuk mengambil makanan. Namun, betapa terkejutnya ia saat tangannya menembus makanan itu, seolah hanya bayangan tanpa wujud.
Malam harinya, ia menyaksikan semacam pesta rakyat yang ramai dengan nyanyian dan api unggun.
PT.Portal Indonesia Media