Trend . 24/05/2025, 15:14 WIB
Penulis : Makruf | Editor : Makruf
Jawabannya tidak selalu.
Meskipun tren biologis menunjukkan cinta romantis cenderung memudar dalam 4 tahun, banyak pasangan tetap merasakan cinta intens hingga puluhan tahun, terutama jika mereka:
Terus menumbuhkan komunikasi yang sehat
Menjaga spontanitas dan kejutan dalam hubungan
Membangun tujuan bersama yang bermakna
Saling mendukung dalam pertumbuhan pribadi dan karier
Bahkan Helen Fisher sendiri mencatat bahwa sekitar 10 sampai 12 persen pasangan dalam penelitiannya masih menunjukkan aktivitas otak cinta romantis meski telah bersama lebih dari 20 tahun.
Jika yang dimaksud adalah cinta romantis intens, maka ya, secara biologis, fase itu memang punya batas waktu.
Namun, jika kita berbicara tentang cinta sebagai keputusan sadar untuk terus hadir, memahami, dan membangun bersama, maka cinta sejati tidak memiliki batas waktu. Justru setelah “api” pertama memudar, hubungan bisa tumbuh menjadi lebih kuat dan tulus.
Cinta bukan sekadar perasaan. Ia adalah kombinasi dari emosi, logika, komitmen, dan tindakan nyata setiap hari.
Mungkin benar bahwa fase jatuh cinta punya tanggal kedaluwarsa. Tapi bukan berarti hubungan juga ikut mati.
Justru dari sanalah tantangan dan keindahan cinta sejati dimulai, saat kamu dan pasangan memilih untuk tetap tinggal, bertumbuh, dan saling menjaga, meski sensasi awal tak lagi sama.
Jadi, kalau kamu merasa hubunganmu sudah tidak seberbunga dulu, jangan buru-buru menyimpulkan cinta telah hilang. Mungkin, kamu sedang masuk ke babak yang lebih dalam dan kuat, cinta yang bukan hanya rasa, tapi juga komitmen.
PT.Portal Indonesia Media