Pasar LCGC Anjlok, Mobil Listrik Impor Justru Meroket di 2025

lifestyle.fin.co.id - 21/09/2025, 16:43 WIB

Pasar LCGC Anjlok, Mobil Listrik Impor Justru Meroket di 2025

Toyota Agya. Dok: TAM

Intinya:

  1. Penjualan LCGC anjlok signifikan

    Sepanjang Januari–Agustus 2025, penjualan LCGC hanya 81.256 unit atau 16,2% dari pasar otomotif nasional, jauh turun dari 120.145 unit pada periode sama tahun lalu.

  2. Mobil listrik impor justru melesat

    Impor mobil listrik CBU pada Agustus 2025 tembus 7.947 unit atau 61% dari total impor CBU, melonjak lebih dari dua kali lipat dibanding Agustus 2024.

  3. Pengamat dorong insentif untuk LCGC

    Menurut Bebin Djuana, lemahnya daya beli membuat pasar LCGC terpuruk. Pemerintah perlu memberi insentif berupa penurunan PPN dan penghapusan pajak barang mewah agar penjualan kembali bergairah.

fin.co.id – Pasar Low Cost Green Car (LCGC) atau mobil murah ramah lingkungan terus mengalami tekanan sepanjang 2025. Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan distribusi LCGC dari pabrik ke dealer hanya mencapai 8.270 unit pada Agustus 2025. Angka tersebut lebih rendah dibanding Juli 2025 yang masih tercatat 8.923 unit.

Secara kumulatif, penjualan LCGC periode Januari–Agustus 2025 hanya 81.256 unit. Porsi ini setara 16,2 persen dari total penjualan otomotif nasional yang mencapai 500.951 unit. Capaian tersebut turun signifikan dibanding periode sama tahun lalu yang menembus 120.145 unit dengan pangsa pasar 21,4 persen.

Penjualan LCGC Merosot Drastis

Jika menengok Agustus 2024, pasar LCGC masih mampu membukukan 15.693 unit. Artinya, penjualan tahun ini hampir terpangkas separuhnya. Adapun distribusi LCGC pada Agustus 2025 adalah sebagai berikut:

  • Daihatsu Sigra – 2.377 unit
  • Toyota Calya – 2.285 unit
  • Honda Brio Satya – 2.255 unit
  • Daihatsu Ayla – 898 unit
  • Toyota Agya – 455 unit

Pada bulan sebelumnya, Juli 2025, penjualan masih lebih tinggi. Daihatsu Sigra membukukan 2.951 unit, Toyota Calya 2.525 unit, Brio Satya 1.977 unit, Ayla 861 unit, dan Agya 609 unit. Data ini menegaskan bahwa tren penurunan terjadi hampir di semua model LCGC.

Mobil Listrik Impor Melesat Tajam

Berkebalikan dengan LCGC, pasar mobil listrik impor justru tumbuh pesat. Pada Agustus 2025, impor kendaraan listrik completely built-up (CBU) mencapai 7.947 unit atau 61 persen dari total impor CBU sebesar 12.924 unit. Angka ini melonjak drastis dibanding Agustus 2024, ketika impor mobil listrik hanya 2.908 unit dari total 8.350 unit atau 34 persen.

Pertumbuhan lebih dari dua kali lipat ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang memberi insentif besar untuk percepatan adopsi kendaraan listrik. Berdasarkan Peraturan BKPM No. 1/2024 jo No. 6/2023, mobil listrik impor CBU mendapat fasilitas bebas bea masuk dan pembebasan PPnBM. Insentif ini membuat harga mobil listrik impor jauh lebih kompetitif dibanding LCGC.

LCGC Kehilangan Pamor

Ironisnya, LCGC yang sejak 2013 digagas pemerintah dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) di atas 95 persen, kini justru terhimpit derasnya arus kendaraan listrik impor. Tanpa dukungan insentif baru, posisi LCGC kian sulit bertahan di tengah persaingan pasar otomotif nasional.

Tanggapan Pengamat

Pengamat otomotif Bebin Djuana menilai merosotnya penjualan LCGC tidak hanya dipengaruhi oleh faktor kebijakan, tetapi juga kondisi ekonomi yang menekan daya beli masyarakat. Menurutnya, kelas menengah bawah sebagai target utama pasar LCGC sedang mengalami tekanan, sementara kelas atas enggan mengeluarkan uang di tengah situasi global yang tidak menentu.

“Jika LCGC dibandingkan dengan penjualan battery electric vehicle (BEV), jelas keliru jika pemerintah berharap LCGC bisa diselamatkan begitu saja. Segmen ini sedang terpukul cukup parah,” ujar Bebin saat dihubungi, Sabtu (20/9/2025).

Ia menambahkan, bila pemerintah ingin mendongkrak kembali penjualan LCGC, langkah tersebut harus dibarengi insentif konkret. “Harapannya memperbaiki penjualan otomotif, sebaiknya insentif diberikan dalam bentuk penurunan PPN dan penghapusan pajak barang mewah sampai batas harga tertentu,” jelasnya.

Arah Baru Pasar Otomotif

Fenomena ini menunjukkan adanya pergeseran signifikan dalam industri otomotif nasional. Konsumen semakin tertarik pada kendaraan listrik, sementara LCGC yang dulunya menjadi primadona kini harus mencari strategi baru agar tetap relevan. Dengan kebijakan insentif yang condong pada kendaraan listrik, masa depan LCGC akan sangat ditentukan oleh langkah pemerintah ke depan dalam menjaga keseimbangan pasar. (Bianca Khairunnisa)

Sigit Nugroho
Penulis