Trend . 16/11/2025, 16:04 WIB
Penulis : Wanda Afifah | Editor : Wanda Afifah
fin.co.id - Sebagai orang tua, melihat anak berkedip lebih sering dari biasanya bisa memicu rasa khawatir. Apalagi jika kebiasaan ini terjadi terus-menerus. Meski terkadang hal ini normal, tidak jarang berkedip berlebihan menjadi tanda adanya masalah kesehatan pada mata anak.
Lantas, apa saja yang bisa membuat mata anak berkedip lebih sering? Simak penjelasannya berikut ini:
Salah satu penyebab paling umum mata anak berkedip adalah adanya benda asing, seperti debu, serbuk, atau bulu mata. Anak akan secara alami mengedipkan mata untuk membersihkan partikel yang menempel.
Berkedip juga berfungsi melindungi permukaan mata dari iritasi sekaligus menjaga kelembapannya. Jadi, jika anak terlihat sering mengedip saat bermain di luar atau setelah berada di ruangan berdebu, kemungkinan besar ini penyebabnya.
Mata yang sering berkedip bisa jadi reaksi terhadap alergi. Pemicu alergi pada anak cukup beragam, mulai dari serbuk sari, tungau, hingga debu rumah.
Gejala alergi biasanya ditandai dengan mata gatal, merah, berair, dan perih. Anak akan secara refleks mengedipkan mata untuk mengurangi rasa tidak nyaman akibat alergen. Jadi, jika mata anak tampak merah dan berair bersamaan dengan sering berkedip, alergi bisa menjadi penyebab utama.
Mata kering juga bisa membuat anak sering mengedip. Kondisi ini terjadi ketika kelenjar air mata tidak menghasilkan cairan yang cukup untuk melembapkan mata. Akibatnya, mata terasa gatal, perih, atau terbakar.
Faktor lingkungan, seperti cuaca kering, AC, atau penggunaan gadget berlebihan, bisa memicu mata kering pada anak. Berkedip lebih sering menjadi cara tubuh untuk melembapkan mata dan mengurangi ketidaknyamanan.
Anak yang sering mengedip bisa jadi mengalami gangguan refraksi. Kondisi ini membuat anak sulit melihat dengan jelas, sehingga mata berkedip berulang untuk mencoba mengembalikan fokus.
Beberapa gangguan refraksi yang umum terjadi meliputi:
Jika berkedip terjadi bersamaan dengan kesulitan melihat papan tulis, layar, atau objek jauh, sebaiknya segera periksa mata anak ke dokter spesialis mata.
Strabismus adalah kondisi di mana kedua mata tidak sejajar. Anak dengan mata juling biasanya mengedip lebih sering untuk melembapkan atau menyesuaikan fokus penglihatan.
Kondisi ini sering terlihat sejak anak berusia 3 tahun, meski beberapa bayi lahir dengan strabismus ringan yang bisa membaik seiring waktu. Penyebabnya terkait koordinasi otot penggerak bola mata yang tidak sempurna. Penanganan dini penting untuk mencegah masalah penglihatan jangka panjang.
Tic adalah gerakan otot tidak sadar yang dapat memengaruhi area sekitar mata. Anak yang mengalami tic bisa berkedip secara tiba-tiba dan berulang.
Penyebab tic beragam, mulai dari stres, kelelahan, hingga kecemasan. Sebagian besar tic bersifat sementara dan tidak berbahaya, tapi jika mengganggu aktivitas sehari-hari, konsultasi dengan dokter tetap diperlukan.
PT.Portal Indonesia Media