7 Cara Mengatasi Sleep Paralysis atau Ketindihan, Bukan Diganggu Setan!

7 Cara Mengatasi Sleep Paralysis atau Ketindihan, Bukan Diganggu Setan!

Sleep paralysis dapat menyebabkan kecemasan. Sumber foto: pinterest--

FIN.CO.ID- Apa itu sleep paralysis? ini merupakan fenomena ketika seseorang tidak dapat berbicara dan bergerak saat hendak bangun tidur.

Kondisi ini sering kali memicu rasa panik dan takut, sebab tubuh seakan-akan lumpuh selama beberapa detik hingga beberapa menit meski penderitanya dalam kondisi sadar. Di Indonesia dikenal sebagai ketidihan.

Mitos tindihan saat tidur ini telah dipercaya oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia. Banyak dari mereka yang menyangkutkan mitos ini dengan hal mistis atau diganggu setan.

Namun, di dunia medis ketindihan ini disebut dengan sleep paralysis yaitu gangguan tidur yang menyebabkan seseorang kesulitan menggerakkan tubuhnya sekalipun dalam keadaan sadar. 

BACA JUGA: 

Melansir dari Medical News Today pada 26 Februari 2024, sleep paralysis tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan kecemasan. Kondisi ini bisa terjadi bersamaan dengan gangguan tidur lainnya, seperti narkolepsi. Ini sering dialami selama masa remaja dan sering terjadi pada usia 20-an dan 30-an.

Sleep paralysis sering disertai dengan pengalaman hypnagogic, yaitu halusinasi visual, auditori, dan sensorik.  Ini terjadi selama transisi antara tidur dan bangun, serta secara konsisten terjadi dalam salah satu dari tiga kategori yaitu:

1.Intruder: Ada suara kenop pintu terbuka, langkah kaki menyeret, bayangan manusia, atau rasa kehadiran yang mengancam di dalam ruangan.

2.Incubus: Perasaan tertekan di dada, kesulitan bernapas dengan rasa dicekik, dicekik, atau diserang secara seksual oleh makhluk jahat. Individu percaya bahwa mereka akan mati.

3.Vestibular-motor: Perasaan berputar, jatuh, melayang, terbang, melayang di atas tubuh seseorang atau jenis lain dari pengalaman di luar tubuh

Sleep paralysis bisa dialami oleh siapa saja. Namun, fenomena ini lebih berisiko menyerang orang yang memiliki kondisi tertentu seperti insomnia, gangguan cemas, atau gangguan stres pascatrauma (PTSD). Selain itu, ada faktor lain yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami sleep paralysis di antaranya:

1.Keluarga dengan riwayat ketindihan atau faktor keturunan

2.Kurang tidur atau pola tidur tidak teratur

3.Kram kaki pada malam hari

4.Penyalahgunaan obat-obatan

Lantas bagaimana cara mencegah sleep paralysis? Simak dibawah ini:

BACA JUGA:

1. Pastikan waktu tidur tercukupi

Kualitas tidur yang buruk dapat memicu sleep paralysis. Oleh karena itu, tidur yang cukup sangat disarankan untuk meningkatkan kualitas tidur Anda. Tidurlah 6–8 jam dan biasakan tidur malam serta bangun pagi di waktu yang sama setiap harinya.

2. Lakukan meditasi

Metode relaksasi pikiran dan tubuh melalui meditasi dipercaya bisa meningkatkan kualitas tidur. Ketika dilakukan sebelum tidur, meditasi bahkan bisa mengurangi insomnia atau gangguan tidur. Dengan begitu, risiko Anda mengalami sleep paralysis juga akan berkurang. Meditasi juga berguna untuk meningkatkan suasana hati serta mengurangi stres dan rasa cemas.

3. Perbaiki posisi tidur

Orang yang mengalami sleep paralysis sering kali dilaporkan tidur dalam posisi telentang. Makanya untuk mengurangi risiko terjadinya sleep paralysis, cobalah tidur dengan posisi menyamping.

4. Kurangi stres

Stres umumnya dapat menyebabkan gangguan tidur dan meningkatkan risiko seseorang mengalami sleep paralysis. Untuk mengurangi stres, Anda dapat melakukan berbagai cara, mulai dari mencoba relaksasi dengan menyalakan lilin aromaterapi atau mendengarkan musik yang disukai sebelum tidur.

5. Kurangi konsumsi minuman berkafein

Konsumsi minuman kafein berdekatan dengan waktu tidur bisa membuat Anda lebih susah tidur dan mudah cemas. Dengan kondisi seperti ini, kualitas maupun kuantitas tidur pun berkurang sehingga meningkatkan risiko terjadinya sleep paralysis. Karena itu, cobalah untuk menghindari konsumsi minuman berkafein menjelang tidur setidaknya 6 jam sebelum tidur.

6. Hindari konsumsi minuman beralkohol

Konsumsi minuman beralkohol juga bisa berdampak buruk pada kualitas tidur. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi alkohol sebelum tidur memang dapat tidur nyenyak, tetapi mudah terbangun di tengah malam dan sulit untuk tidur kembali. Dengan menghindari konsumsi alkohol, Anda bisa mendapatkan tidur yang berkualitas dan tentunya meminimalkan risiko terjadinya sleep paralysis.

7. Ciptakan ruang tidur yang nyaman

Ruang tidur yang nyaman, bersih, dan rapih akan memengaruhi kualitas tidur Anda. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menciptakan ruang tidur nyaman, yaitu:

-Menggunakan kasur dan bantal yang nyaman

-Mengatur kamar tidur agar sebisa mungkin minim cahaya dan suara

-Menjauhkan diri dari peralatan elektronik, seperti televisi dan ponsel, setidaknya 30 menit sebelum tidur

Nah, sekarang Anda sudah mengetahui penjelasan secara medis dari fenomena ketindihan. Jauh dari kesan mistis, kan? Jadi, Anda tidak perlu takut. (*)

Eko Nugros

Tentang Penulis

DAPATKAN UPDATE BERITA TEKNO LAINNYA DI

google news icon

Sumber:

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan Redaksi FIN
Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.