Sosoknya terbungkus kain kafan, kepalanya sedikit miring.
Dan yang paling mencolok, wajahnya hitam gosong, seperti hangus terbakar, tapi mata itu, mata itu menatap langsung ke arah Kyu.
Bukan sekadar menatap. Sosok itu seperti tahu bahwa Kyu melihatnya.
Seolah memang ingin dilihat. Dan anehnya, Kyu tidak langsung kabur. Ia berdiri terpaku, matanya berusaha mencari logika dalam kegelapan.
Tapi ketika sosok itu tetap berdiri dan tak memudar, satu-satunya yang bisa dilakukan Kyu hanyalah berbalik dan lari sekencang-kencangnya.
Telepon Tengah Malam
Dengan napas memburu dan tubuh gemetar, Kyu menelpon pacarnya. Suaranya bergetar, tak bisa disembunyikan. Ia hanya ingin berbagi rasa takut, meski tidak sepenuhnya yakin bahwa ia tidak sedang bermimpi buruk. Untungnya, beberapa menit kemudian listrik kembali menyala.
Ia pulang, mengunci diri di kamar, dan tidak tidur sampai matahari naik.
Baca Juga
Keesokan harinya, Kyu mengajak sahabatnya untuk pindah dan tinggal bersamanya di kontrakan itu. Ia tidak pernah menceritakan apa yang dialaminya malam itu. Namun sejak tinggal berdua, tidak pernah lagi ada kejadian aneh yang muncul.
Tapi, cerita belum berakhir. Bagi Kyu, hal-hal gaib bukanlah sesuatu yang asing. Sejak kecil, ia sudah terbiasa dengan kehadiran "mereka". Kejadian malam itu hanyalah satu dari banyak kisah kelam yang menghantui hidupnya.
Ada yang Tidak Pernah Benar-benar Pergi
Cerita Horor Kisah Nyata, Ilustrasi: DALL·E 3
Cerita horor kisah nyata seperti ini mungkin terdengar seperti dongeng bagi sebagian orang. Tapi bagi Kyu, dan bagi mereka yang pernah mengalami, ini adalah kenyataan yang tak bisa dihapus.
Rumah bisa direnovasi. Pohon bisa ditebang. Tapi sejarah dan jejak kematian yang tertanam di tanah itu tidak bisa dilenyapkan begitu saja.