3. Terapi wicara dan okupasi
Terapi ini membantu anak mengembangkan kemampuan bahasa, berbicara, serta keterampilan motorik yang berkaitan dengan membaca dan menulis.
4. Pendampingan psikologis
Masalah perilaku dan emosional seringkali menyertai disleksia, apalagi jika anak merasa tertinggal dari teman-temannya. Konseling dan terapi psikologis dapat membantu mengatasi rasa frustrasi dan membangun kepercayaan diri.
5. Dukungan keluarga
Peran orang tua sangat krusial. Memberikan dorongan positif, memahami kondisi anak, dan aktif berkomunikasi dengan pihak sekolah serta terapis akan sangat membantu proses pemulihan dan adaptasi anak.
Penutup
Disleksia bukan akhir dari segalanya. Dengan deteksi dini dan intervensi yang tepat, anak dengan disleksia tetap bisa tumbuh dan berkembang dengan optimal. Bahkan banyak tokoh dunia dengan disleksia yang sukses di bidangnya berkat dukungan dan strategi belajar yang tepat.
Mari bersama menciptakan lingkungan yang inklusif dan penuh pengertian untuk anak-anak dengan disleksia, karena setiap anak berhak untuk belajar dan berkembang sesuai potensinya.
Sekarang Anda sudah tau apa itu disleksia, gejala yang ditunjukan dan cara perawatannya. Jangan ragu untuk membagikan informasi ini kepada teman, keluarga atau kolegamu tentang kondisi ini.
Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan tidak menggantikan konsultasi dengan dokter spesialis anak.