Materi Khutbah Jumat: Qurban sebagai Wujud Keikhlasan dan Ketakwaan

lifestyle.fin.co.id - 23/05/2025, 08:45 WIB

Materi Khutbah Jumat: Qurban sebagai Wujud Keikhlasan dan Ketakwaan

Materi Khutbah Jumat: Qurban sebagai Wujud Keikhlasan dan Ketakwaan

لَنْ يَنَالَ اللهَ لُحُوْمُهَا وَلأَ دِمَاءُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَقْوَى مِنْك

"Tidak akan sampai kepada Allah daging (hewan) itu, dan tidak pula darahnya, tetapi yang akan sampai kepada-Nya adalah takwa dari kamu".

Penegasan Allah SWT dalam Al-Qur’an tentang ibadah qurban mengandung dua makna penting. Pertama, penyembelihan hewan ternak dalam ibadah qurban merupakan simbol dari tradisi agung yang diwariskan oleh Nabi Ibrahim AS, dan menjadi salah satu syiar dalam ajaran Islam. Kedua, yang lebih utama dari penyembelihan itu adalah nilai ketakwaan yang terkandung dalam diri orang yang berqurban. Allah tidak menilai bentuk fisik atau banyaknya harta, melainkan keikhlasan hati dan amal perbuatan.

Hal ini sejalan dengan sabda Rasulullah SAW:

"Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk lahirmu dan hartamu, tetapi Dia melihat kepada hatimu dan amalmu.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Qurban, dalam pengertian yang lebih luas, adalah bagian dari upaya seorang hamba untuk terus menerus mendekatkan diri kepada Allah SWT. Oleh sebab itu, Islam disebut sebagai jalan atau metode yang mengarahkan manusia menuju keridhaan Tuhan—baik melalui syari’ah, thariqah, maupun shirat al-mustaqim. Ibadah qurban adalah ibadah yang dinamis, bukan sekadar ritual tahunan, melainkan refleksi dari komitmen moral dan spiritual untuk menempuh jalan menuju Allah dengan amal saleh yang terus berkelanjutan.

Rasulullah SAW sendiri tidak pernah meninggalkan ibadah qurban. Meski beliau menjalani kehidupan yang sangat sederhana—tidak memiliki rumah mewah, kendaraan bergengsi, atau kekayaan materi—beliau tetap menyembelih hewan qurban setiap tahun. Bahkan, tempat tidur beliau hanya berupa tikar dari anyaman daun kurma. Kesederhanaan ini justru menunjukkan bahwa qurban bukan soal kemampuan finansial semata, tetapi tentang keikhlasan dan komitmen spiritual.

Karena pentingnya ibadah qurban, Islam memberikan tekanan sosial bagi mereka yang memiliki kemampuan namun enggan melaksanakannya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa yang memiliki kemampuan berqurban namun tidak melakukannya, maka janganlah ia mendekati tempat salat kami.”

مَنْ كَانَ لَهُ سَعَةٌ وَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرِبَنَّ مُصَلاَّناَ

"Barangsiapa yang mempunyai kemampuan menyembelih hewan qurban tetapi tidak melaksanakannya, maka janganlah sekali-kali ia mendekati tempat shalat kita" (HR. Imam Ahmad dan Ibnu Majah)

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamd. Kaum muslimin yang berbahagia

Kalau ibadah qurban dilaksanakan dengan ikhlas demi mengharap ridla Allah SWT. akan memberi hikmah dan manfaat bagi pelakukanya, baik di dunia maupun di akhirat. Di antaranya:

Ari Nur Cahyo
Penulis
-->