Tradisi Rampogan Macan: Harimau Jawa Harus Mati! Hiburan Bangsawan Jawa untuk Menyambut Tamu dari VOC Belanda

Tradisi Rampogan Macan: Harimau Jawa Harus Mati! Hiburan Bangsawan Jawa untuk Menyambut Tamu dari VOC Belanda

Tradisi Rampogan Macan, Harimau Jawa Harus Mati-fin/diolah-universiteit leiden

FIN.CO.ID - Tradisi Rampogan Macan atau gladiator ala Jawa antara harimau Jawa dengan manusia, adalah sebuah hiburan reguler yang dilakukan bangsawan Jawa untuk menyambut tamu dari Eropa. Terutama pejabat VOC Belanda.

Berawal dari Mataram, persisnya Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta pada 1755 hingga akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, tradisi rampogan macan menyebar ke daerah lainnya. 

Seperti Surabaya, Malang, Mojokerto, Kediri, Temanggung, Blitar dan sejumlah wilayah di Jawa Timur. Tradisi rampogan macan ini juga ditulis Sir Thomas Stamford Raffles dalam The History of Java yang terbit pada 1817. 

Sir Thomas Stamford Raffles menggambarkan pertarungan harimau Jawa melawan kerbau. Menurut Raffles , pertarungan Harimau Jawa dan Kerbau ini merupakan tontonan yang paling populer di Jawa kala itu. 

"Ada Sebuah kandang besar yang terbuat dari bambu atau kayu. Ujungnya ditanam di tanah. Setelah itu, kerbau dan harimau dipertemukan. Kerbau selalu menang. Seekor kerbau sudah membinasakan beberapa harimau dewasa berturut-turut,” tulis Raffles.

Dalam pertarungan ini, sesuai keterangan Raffles, kerbau terlebih dahulu disiram dengan air mendidih. Selanjutnya, disabet menggunakan daun jelatang oleh orang-orang yang berada di atas kandangnya.


Tradisi Rampogan Macan, Harimau Jawa Harus Mati-fin/diolah-universiteit leiden

BACA JUGA:

Dari pengamatan Raffles, harimau Jawa umumnya berusaha menghindari pertarungan. Namun, Raja hutan itu dipancing dengan kayu dan ditakut-takuti dengan jerami yang terbakar. Pertarungan antara Harimau Jawa dan Kerbau berlangsung antara 20 menit hingga 1 jam.

Dalam sebuah foto hitam putih yang beredar, menggambarkan tradisi rampogan macan benar-benar ada. Ini terlihat dari 9 kandang harimau Jawa yang disebut macan loreng berjalan gontai di tengah alun-alun. 

Dalam tradisi Rampogan macan tersebut, baik Harimau Jawa, macan kumbang dan macan tutul harus mati. Dikelilingi ribuan orang yang membawa tombak dengan ujung yang sudah dilumuri racun membuat hewan buas itu tak berdaya. 

Hampir mustahil, harimau Jawa dan macam lolos atau selamat dari kepungan ribuan orang itu. Terdapat foto-foto lawas yang memperlihat seekor harimau Jawa dan 6 macan tutul mati.

Foto-foto tersebut bisa bercerita berapa banyak harimau yang dikorbankan dalam tradisi rampogan macan. Selain tradisi rampogan macan, penggunaan senjata untuk membunuh harimau semakin mempercepat punahnya harimau dari hutan Jawa. 

Pada 1822 pemerintah kolonial mempekerjakan orang-orang untuk memburu harimau Jawa. Pada kurun 1940-an diperkirakan harimau Jawa tinggal 200 hingga 300 ekor. Namun beberapa dekade selanjutnya harimau Jawa seolah bersembunyi entah di mana.

Rizal Husen

Tentang Penulis

DAPATKAN UPDATE BERITA TEKNO LAINNYA DI

google news icon

Sumber:

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan Redaksi FIN
Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.