Tradisi Rampogan Macan: Harimau Jawa Harus Mati! Hiburan Bangsawan Jawa untuk Menyambut Tamu dari VOC Belanda

Tradisi Rampogan Macan: Harimau Jawa Harus Mati! Hiburan Bangsawan Jawa untuk Menyambut Tamu dari VOC Belanda

Tradisi Rampogan Macan, Harimau Jawa Harus Mati-fin/diolah-universiteit leiden

Sebelum rampog macan dimulai, di tengah-tengah alun-alun telah disiapkan kerangkeng yang terbuat dari kayu yang diikat memakai bambu. 

Kerangkeng itu berbentuk lingkaran dengan diameter sekitar 3 m hingga 5 m. Sementara tingginya sekitar 5 meter dengan sebagian memiliki atap. 

Di dalamnya terdapat kerbau yang sudah dihias. Ada untaian bunga yang dikalungkan di tanduk dan leher kerbau.

Harimau berada dikandang persegi empat yang lebih kecil yang diletakkan di sekeliling kandang besar. Atas perintah Susuhunan (Raja), harimau pun dipertemukan dengan sang kerbau.

BACA JUGA:

“Saya menyaksikan sendiri, pada kesempatan pertama, kerbau berhasil mematahkan rusuk harimau di dalam kandang. Harimau pun mati. Namun kerbau tidak selalu beruntung,” tulis John Crawfurd dalam History of the Indian Archipelago pada tahun 1967.

Untuk memancing kemarahan, harimau Jawa disundut memakai kayu yang terbakar dan disiram air panas. Sementara kerbau di atas kulitnya ditebari cabai dan daun jelatang. Daun ini diketahui bisa membuat gatal dan iritasi.

Dalam 20 kali pertarungan, 19 kali diantaranya selalu dimenangkan kerbau. Jika kalah, maka kerbau akan ditarik keluar dan diganti. 

Pertarungan yang Tidak Seimbang

Pada prosesi kedua, yaitu rampog macan. Ini adalah pertarungan yang tidak seimbang antara harimau dan ribuan orang bersenjatakan tombak. 

Di alun-alun dipadati telah dipenuhi ribuan orang melumuri ujung tombak dengan racun. Mereka berbaris dari tiga hingga empat lapis. 

Barisan paling depan akan menghunus tombaknya menghadap ke depan. Sementara barisan paling belakang memposisikan tombaknya berdiri.

Beberapa orang menuju kandang dan melepas harimau setelah mendapat perintah Raja. Agar harimau mau keluar, mereka menakut-nakuti menggunakan alang-alang yang dibakar atau menyodoknya dengan bambu. 

Sementara itu gamelan dimainkan bertalu-talu yang membuat prosesi rampogan semakin dramatis. Harimau yang panik berusaha menyelamatkan diri dengan menerjang atau melompat. Namun tombak yang terhunus sudah menantinya dari berbagai arah.

Wessing dalam artikelnya menulis, ada kalanya harimau berhasil lolos dari kepungan. Terdapat catatan jika lolos, maka harimau tersebut akan dibiarkan bebas.

BACA JUGA:


Harimau Jawa Hilang karena Tradisi Rampogan Macan-fin/wikipedia-

Harimau Jawa Jantan Berat 100-140 Kg

Rizal Husen

Tentang Penulis

DAPATKAN UPDATE BERITA TEKNO LAINNYA DI

google news icon

Sumber:

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan Redaksi FIN
Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.