Tradisi Rampogan Macan: Harimau Jawa Harus Mati! Hiburan Bangsawan Jawa untuk Menyambut Tamu dari VOC Belanda

Tradisi Rampogan Macan: Harimau Jawa Harus Mati! Hiburan Bangsawan Jawa untuk Menyambut Tamu dari VOC Belanda

Tradisi Rampogan Macan, Harimau Jawa Harus Mati-fin/diolah-universiteit leiden

Harimau Jawa dinyatakan punah oleh International Union for Conservation Nature (IUCN) pada 2003, menyusul harimau Bali (Panthera tigris balica) yang sudah dinyatakan punah lebih dulu. 

Harimau Jawa merupakan 1 dari 9 subspesies harimau yang ada di dunia. Bersama harimau Bali dan Sumatera, harimau Jawa merupakan 3 subspesies harimau asli Indonesia.

Sementara itu, penemuan bukti keberadaan harimau Jawa secara resmi dilaporkan pada 1980 oleh John Seidenstiker dan Suyono dari penelitian di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur. 

BACA JUGA:


Tradisi Rampogan Macan, Harimau Jawa Harus Mati-fin/diolah-universiteit leiden

Orang Jawa Hormati Harimau dengan Sebutan Simbah 

Tradisi rampogan macan alias gladiator ala Jawa adalah salah satu penyebab kepunahan Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica). Di satu sisi orang Jawa menghormati harimau Jawa dengan sebutan 'simbah' atau yang dituakan. 

Namun, di sisi lain, Harimau Jawa diburu dan ditangkap. Bahkan kematiannya jadi bagian dari pertunjukkan. 

Antropolog dan peneliti dari Universitas Leiden, Belanda, Robert Wessing menyebut  hubungan orang Jawa dan harimau Jawa alias macan terlihat ambigu. 

Kadang bersekutu. Tetapi, di waktu lain Harimau Jawa dianggap sumber bencana. Seperti cinta dan benci. Zaman dulu harimau Jawa dianggap sahabat oleh petani yang lahan garapannya berbatasan dengan hutan. 

Harimau Jawa atau Macan ini membantu manusia mengurangi keberadaan hewan yang merugikan. Seperti babi hutan, rusa, maupun kawanan monyet. 

BACA JUGA:

Seperti dikutip dari mongabay, Wessing menginterpretasikan hubungan harimau dengan manusia tidak sekadar tetangga. Lebih dari itu. Harimau Jawa adalah saudara bahkan leluhur. 

Harimau Jawa juga menjadi simbol kebangsawanan di mata orang Jawa pada masa itu. Namun, dalam konteks tradisi rampogan macan, harimau Jawa dilambangkan sebagai anasir kejahatan yang harus singkirkan. 

Tradisi rampogan macan ini ini dilakukan usai bulan Ramadan atau permulaan tahun baru Islam. Wessing mengutip Lizi Hope dalam Rampok Matjan tahun 1958, bahwa harimau adalah hewan yang ditakuti dan dibenci. 

Ada masa saat rampogan macan juga melambangkan pertikaian antara orang Jawa melawan Belanda. Kerbau atau banteng melambangkan orang Jawa. 

Sementara harimau melambangkan orang Belanda. Kerbau adalah hewan yang dekat dengan petani, pekerjaan yang banyak dilakukan orang Jawa pada masa itu. 

Rizal Husen

Tentang Penulis

DAPATKAN UPDATE BERITA TEKNO LAINNYA DI

google news icon

Sumber:

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan Redaksi FIN
Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.