Penurunan Minat Menikah di Indonesia, Sekadar Tren atau Tantangan di Era Modern?

Penurunan Minat Menikah di Indonesia, Sekadar Tren atau Tantangan di Era Modern?

Foto: Ilustrasi Freepik.com--

FIN.CO.ID - Menikah adalah salah satu tahapan penting dalam kehidupan banyak orang, tetapi penelitian baru menunjukkan bahwa minat untuk menikah mengalami penurunan signifikan di Indonesia.

Studi yang dilakukan oleh Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD-FEB UI) menemukan bahwa semakin banyak individu, terutama di kalangan milenial, yang menunda atau bahkan menghindari pernikahan secara keseluruhan.

Menurut data survei yang dilakukan oleh LD-FEB UI pada tahun 2023, sebanyak 45% dari responden yang berusia antara 20 hingga 35 tahun menyatakan bahwa mereka tidak terlalu tertarik untuk menikah dalam waktu dekat.

BACA JUGA:

Sementara itu, hanya 30% dari kelompok usia yang sama yang menyatakan keinginan untuk menikah dalam waktu satu atau dua tahun ke depan.

Berbagai faktor diketahui menjadi penyebab dari penurunan minat menikah di Indonesia. Salah satunya adalah perubahan nilai dan pandangan tentang kehidupan yang berkembang di kalangan generasi muda.

Banyak dari mereka lebih memilih untuk fokus pada karir, pendidikan, dan pengembangan diri pribadi sebelum memutuskan untuk menetap dalam hubungan yang serius.

Selain itu, tantangan ekonomi juga menjadi faktor yang signifikan. Biaya hidup yang semakin tinggi dan sulitnya memperoleh penghasilan yang stabil membuat banyak orang ragu untuk memasuki komitmen pernikahan yang memerlukan kesiapan finansial yang kuat.

BACA JUGA:

Dr. Andini Nurul Setyaningsih, peneliti utama dari LD-FEB UI, menyatakan bahwa perubahan tren ini merupakan refleksi dari dinamika sosial dan ekonomi yang terus berkembang di masyarakat Indonesia. "Semakin banyak individu yang mempertimbangkan pilihan hidup yang berbeda-beda, dan ini mencerminkan adanya perubahan nilai dan prioritas dalam kehidupan modern," katanya.

Meskipun demikian, penelitian ini juga menunjukkan bahwa meskipun minat menikah menurun, komitmen terhadap hubungan yang stabil dan bahagia tetap tinggi di kalangan generasi muda. Banyak dari mereka yang memilih untuk menjalin hubungan jangka panjang tanpa perlu menikah secara resmi.

Menanggapi temuan ini, beberapa ahli menyarankan perlunya pendekatan yang lebih inklusif dalam mendukung berbagai pilihan hidup yang diambil oleh individu. Ini termasuk dukungan untuk pendidikan seksualitas yang lebih baik, promosi kesetaraan gender, serta upaya untuk meningkatkan akses terhadap perumahan dan pekerjaan yang stabil bagi semua kalangan masyarakat.

Giska Cyrilla

Tentang Penulis

DAPATKAN UPDATE BERITA TEKNO LAINNYA DI

google news icon

Sumber:

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan Redaksi FIN
Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.