fin.co.id - Sasis MAN punya tenaga buas, tapi kenapa jarang digunakan di Indonesia?
Meski berasal dari Jerman dan dikenal dengan performanya yang gahar, sasis MAN justru belum jadi pilihan utama perusahaan otobus (PO) di Tanah Air. Padahal, secara spesifikasi teknis, sasis ini tak kalah dari pemain besar seperti Mercedes-Benz, Scania, atau Volvo. Yuk, simak lebih lanjut alasan di balik jarangnya sasis MAN digunakan di Indonesia!
Mesin Bertenaga, Tapi Belum Jadi Primadona
Bus Double Decker yang menggunakan sasis MAN di Indonesia (Dokumen Instagram @Restuseventn)
Sasis MAN bukan nama asing di dunia transportasi darat global. Di Indonesia, mereka mulai dikenal sejak awal 2000-an. Tapi respons pasar saat itu belum cukup positif. Baru pada tahun 2013, MAN kembali hadir lewat tipe tronton MAN R37 yang dibekali tenaga hingga 460 dk dan torsi 2.100 Nm. Torsi sebesar ini sudah muncul di putaran rendah, membuatnya sangat cocok untuk menopang bus besar seperti double decker.
Baca Juga
Setahun kemudian, hadir MAN RR4 dengan tenaga lebih besar, yaitu 480 dk dan torsi mencapai 2.300 Nm sejak 950 rpm. Dari segi performa, angka ini unggul dibanding kompetitor lain yang rata-rata berkutat di angka 430 dk. Sayangnya, keunggulan itu belum berhasil mengubah persepsi pasar Indonesia.
Duet Gahar MAN dan Bodi Nusantara Gemilang
Bus Double Decker buatan Karoseri Nusantara Gemilang (Dokumen Istimewa / IG @harefa_dosh19)
Di Indonesia, sasis MAN dipadukan dengan bodi buatan PT Nusantara Gemilang, karoseri asal Kudus yang jadi pionir bus tingkat di Indonesia. Kombinasi ini menghasilkan bus berdimensi besar: bobot mencapai 16 ton, panjang 13,5 meter, dan tinggi hampir 4 meter.
Bodi buatan Nusantara Gemilang dirancang fleksibel, bisa dikustom untuk keperluan kelas premium maupun komersial. Tapi meskipun tampil gagah, hanya dua PO besar yang menggunakan sasis ini: PO Nusantara dari Kudus dan PO Pelita Paradep dari Medan.
Tak Hanya untuk AKAP, Juga Bus Wisata Jakarta
Selain melayani rute AKAP, sasis MAN juga digunakan pada armada bus wisata Jakarta. Setiap hari, bus double decker ini melintasi ibu kota, mengangkut wisatawan dengan tampilan mencolok dan desain dua lantai yang menarik perhatian. Hal ini membuktikan kalau sasis MAN mampu tampil menonjol di tengah keterbatasan penggunaannya.