Wisata

Sopir Bus Pariwisata Pilih Gunakan Mesin Belakang Dibanding Depan, Ternyata Ini Penyebabnya

lifestyle.fin.co.id - 16/05/2024, 18:22 WIB

Fitur canggih bus Mercedes-Benz yang dipamerkan di Giicomvec 2024 Jakarta

FIN.CO.ID - Alami kecelakaan di Subang, Ciater, Jawa Barat, Bus Trans Putera Fajar ternyata menggunakan Hino AK1JRKA bermesin depan.

Konstruksi mesin bus di Indonesia terdapat 2 macam, yakni mesin posisi depan dan mesin posisi belakang dengan kelemahan dan keunggulan masing masing.

Salah satu sopir bus PO Kupu Kupu Ayu,  Ganang Bakti Wicaksono (25) mengatakan, dirinya lebih menyukai bus dengan mesin belakang.

"Lebih suka mesin belakang dong, sangat jelas, tenaganya lebih ada," ungkap Ganang kepada fin.co.id, Kamis 16 Mei 2024.

Menurutnya, bus tipe mesin belakang memang sangat cocok untuk perjalanan wisata, khususnya untuk perjalanan di wilayah Indonesia.

"Mesin belakang itu kalo untuk wisata jalur naik turun enak, wisata kita disini kan jalurnya kebanyakan naik turun gunung, jadi mesin belakang itu lebih memupuni ya," jelasnya.

BACA JUGA : 

Ganang mengungkapkan, bus dengan mesin depan sangat tidak cocok apabila sedang melayani perjalanan wisata ke wilayah dengan jalur pegunungan.

"Kalo untuk kaya ke Lembang atau puncak lah ya, itu udah gak cocok. Iya, untuk jalur menanjak kurang memupuni lah," kata Ganang kepada fin.co.id.

Selain mempunyai tenaga yang lebih kuat, dirinya menilai bus dengan mesin belakang lebih mudah untuk perawatan dan di bersihkan.

"Mesin belakang ada ruang tersendiri, jadi kita gak cape untuk perbaikan, kalau mesin depan kan kita harus ke kolong, udah gitu ruangnya sempit," ucapnya.

Berdasarkan data yang fin.co.id dapat, bus yang kecelakaan di Ciater, Subang, Jawa Barat itu, menggunakan mesin Hino dengan tipe AK1JRKA tahun 2006.

Mesin Hino tipe ini identik dengan mesin depan, lalu kerap digunakan oleh bus AC Tarif Biasa (ATB) maupun Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP).

Berkapasitas 7961 cc, mesin Hino AK1JRKA mampu menghasilkan tenaga hingga 210 ps @2900 rpm, dengan torsi maksimal 565 nm @1500 rpm.

Tuahta Aldo
Penulis